Senin, 10 September 2012

5 Menit Untuk Jakarta


Pilkada Gubernur DKI Jakarta memasuki babak final, pesta rakyat tanggal 11 Juli yang lalu warga Jakarta terlebih bagi para pemilih berbondong-bondong datang ke bilik-bilik tempat pemungutan suara (TPS) untuk menentukan siapa yang layak untuk menjadi nomor 1 di DKI Jakarta, tetapi lebih banyak lagi pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam pilkada putaran pertama, dalam putaran pertama pilkada hasilnya yang maju dalam putaran ke dua adalah Fauzi Bowo-Nahcrowi Ramli, Joko Widodo-Basuk Tjahya.
Dalam jelang putaran ke dua pilkada, ke dua pasangan ini sudah banyak melakukan gerakan-gerakan, isu, bahkan melakukan kampanye terselubung demi dapat memenangkan pilkada DKI Jakarta, isu-isu yang berbau SARA sangat banyak dijumpai bukan itu saja black campain (kampanye hitam) juga ikut meramaikan suasana. Tapi semua isu itu tidak membuat khawatir, panik bagi warga Jakarta, dan Jakarta sendiri sampai saat ini masih dalam keadaan aman, ini semua karena pengetahuan informasi dan kecerdasan warga Jakarta yang sudah sangat teruji dan patut untuk diacungi jempol.
Warga Jakarta khususnya pemilih harus menyadari bahwa hukum alam tidak bisa dilawan. Melawan hukum alam hanya menghasilkan kerusakan, kesengsaraan, dan penderitaan. Penghormatan terhadap keberagaman akan menciptakan harmoni. Itulah sebabnya para pendiri bangsa menciptakan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Siapapun yang akan memimpin Ibukota Jakarta harus bisa menjada kedamaian kota dan yang kalah harus mempunyai jiwa ksatria.
Maka dari itu kita sebagai warga Jakarta terlebih yang mempunyai hak pilih dalam putaran kedua Pilkada DKI Jakarta gunakanlah hati yang jernih, bersih serta menjadi pemilih yang berwibawa untuk dapat menyelamatkan Kota Jakarta dari kehancuran, karena untuk menjadi seorang Gubernur bukan hanya menjadi pemimpin dalam urusan pemerintahan tapi juga akan menjadi panutan moral bagi warga yang dipimpinnya. Jika salah dalam 5 menit, Kota Jakarta akan salah dalam 5 tahun. Dan bagi kedua pasangan ini harus mempunyai mental dan kecerdasan politik, kalau tidak mempunyai yang ada hanya sebagai benalu dalam negara ini.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar