Sabtu, 19 November 2011

Bom Waktu


Memang betul apa teori yang disebutkan oleh Frediricht Nieczht "Bahwa diriku adalah bom waktu" kenapa harus dikatakan seperti itu, banyak faktor setiap individu manusia berkata seperti apa yang dikataan oleh Nieczht, baik itu perempuan maupun laki-laki,karena setiap individu manusia bisa menciptakan bom waktu bagi dirinya maupun bagi orang lain.
 Jika ditarik pada masa-masa sekarang dimana banyak pemuda Indonesia yang ingin selalu mengapai keinginan dan cita-citanya untuk menjadi besar, apakah itu karena waktu dan perjalanan sejarah setiap individu untuk mencaai segala cita-citanya.
Tapi harus diingat selama untuk menjadi"Bom Waktu" siapa saja yang dekat dengan dirinya dapat membentuk "Bom Waktu " apak itu teman sejawat, saudara, tetangga, pergaulan, atau lebih parah lagi Universitas yang merusak akal logika pemikiran, karena faktor-faktor ini bisa membuat yang mempicu "Bom Waktu" yang dituju.
Tapi sebagai seorag kaum muda yang mempunyai intergritas dan penafsiran yang terukur secara logika pemikiran, saya berkeyakinan semua teman-teman yang yang masih muda meinurut UU Kepemudaan tetap dalam jalan yang sesuai menurut apa yang dikehendaki peraturan dan aturan yang sesuai dengan UU Kepemudaan, mungkin hanya berapa persennya saja yang akan melakukan diluar UU Kepemudaan tersebut, tetapi mereka yang keluar dari "Trek" jangan dianggap akan menjadi musuh karena mereka akan menjadi "Bom Waktu" bagi dirinya maupun bagi dilingkungannya, jadi kita bagi pemuda-pemudi yang ada dalam "ketaatan" semu harus dapat menghormati maupun mengharigai mereka-merka yang ada diluar "Trek"., karena saat mereka menjadi "Bom waktu" mereka akan meledak demi kebahagian kita semua.
  

Rabu, 12 Oktober 2011

Hukuman Mati Bagi Para Koruptor

China adalah negara yang tetap memakai hukuman mati dalam hukum positifnya, terutama untuk kejahatan korupsi bahkan Presiden China Hu Jiantao telah memesan peti mati untuk dirinya bila terbuki korupsi, tapi bila dibandingkan dengan Presiden Republik Indonesia SBY yang hanya mengeluarkan slogan "Akan Berdiri Paling Depan Dan Memegang Pedang Untuk Membrantas Korupsi," sayang sungguh sayang, itu semua hanya slogan demi pencitraan politik dan demi memuaskan hasrat sementara.
Bila ditinjau dalam Hukum positif Indonesia hukuman mati sudah diatur dalam KUHP untuk kejahatan-kejahatan tertentu, seperti narkoba, terorisme, dan pembunuhan berencana,dan seharusnya juga dalam rancangan KUHP pelaku kejahatan tindak pidana korupsi, apakah penyuap dan penerima suap sama-sama dihukum mati, karena bila ada pelaku tindak pidana korupsi dihukum mati, kejahatan korupsi mungkin menurun, tetapi untuk melaksanakan hukuman mati Indonesia harus mempunyai sistim hukum yang baik, Pengadilan Yang Independen, Penegak Hukum Yang mempunyai moralitas.
Karena terbukti di China bahwa hukuman amti bagi para koruptor membawa kebahagian bagi rakyat China, mungkin Di Indonesia hukuman mati bagi para koruptor ini akan membawa kebahagian bagi rakyatnya karena selama ini masyarakat sudah jenuh dengan segala sandiwara, aksi melankolisnya para penegak hukum yang kerap kali mencederai rasa keadilan bagi masyarakat dan lebih parahnya lagi membawa penderitaan yang panjang bagi rakyat.

Senin, 08 Agustus 2011

EFORIA KEPEMIMPINAN

Sudah lama tidak menulis dan mengeluarkan ide-ide bahkan kalau bisa mengeluarkan semua isi kepala ini, dari hari ke hari zaman terus bergerak, manusia ikut bergerak, seperti apa yang diaktakan oleh sastrawan terkenal Khalil Gibran yang menyatakan, "Waktu berubah, dan manusia pasti akan berubah dalam perjalanan waktu," memang banyak manusia tidak sadar bahwa keadaan sudah berubah dan merubah kebiasaan manusia tersebut.
             Banyak hal yang bisa diambil contohnya, dimana saat seseorang harus memangku sebuah jabatan strategis dan harus menjadi pembuat keputusan, tetapi dalam hal ini banyak orang yang duduk tidak siap untuk membuat dan menerima hal-hal tersebut dan kadangkala terbuai dengan apa yang ada, ini yang biasa disebut oleh ilmuan sosiologi, "Eforia Kepemimpinan". Disinilah terjadi perubahan sikap dan perubahan sosial bagi individu orang tersebut bahkan sampai menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri.
Di Negara yang kita cintai ini banyak Eforia Kepemipinan, mulai dari struktur pemerintahan yang terkecil seprti RT,RW bahkan sampai Presiden Republik ini.Kalau kita dapat menilik apa yang dikatakan oleh Jenderal Napoleon Bonarparte, " untuk menjadi seorang pemimpin bukan hanya mempunyai mental, bakat atau yang lainnya tetapi harus didukung oleh firasat, dan dapat menganalisa perubahan jaman."
Mungkin apa yang dikatakan oleh Napoleon bisa jadi benar, karena didukung oleh pengalam Napoleon pada saat berperang. Dan apa yang dilihat pada berjalannya proses kepemimpinan Napoleon tidak pernha lupa untuk belajar dan membaca buku dan juga harus dilihat bagaimana Napoleon dapat dikalahkan, Napoleon dikalahkan karena Napoleon yang melupakan apa yang dikatakannya yaitu Perubahan Jaman.
             Disinilah banyak pemimpin-pemimpin yang lupa akan Perubahan Jaman, yang membuat banyak pemimpin terjebak dalam Eforia Kepemimpinan. Semoga saja pemimpin-pemimpin yang ada sekarang untuk tidak Eforia Kepemimpinan, selamat memimpin.